User Research dalam Pengembangan Produk Digital: Prinsip, Fungsi, dan Metode Dasar

M. Nif’an Fatahillah
5 min readNov 29, 2020

--

User research adalah tahapan penting dalam proses UI/UX design (img. unsplash,com)

User research merupakan salah satu tahapan paling penting dalam proses pengembangan produk digital seperti software, aplikasi mobile, dan website. Istilah user research semakin booming disaat maraknya diskusi dan forum-forum desain antar muka dan interaksi (UI/UX design). Pada prinsip fundamentalnya, user research adalah sebuah proses pengumpulan data dari pengguna (atau calon pengguna) aplikasi, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai salah satu acuan penting saat pengambilan keputusan pada proses pengembangan tingkat lanjut.

Fokus utama dari proses user research adalah mengetahui kebutuhan user secara menyeluruh yang nantinya kita wujudkan dalam produk digital yang kita kembangkan. Jika kita telah memiliki prototype dari aplikasi dan melakukan testing kepada user, tujuan dari riset berubah menjadi behavioural analysis. Bagaimana dasar user research dilakukan, apa pentingnya, hingga metode generik apa yang digunakannya menjadi fokus dalam tulisan ini. Karena beragamnya output produk digital, tulisan ini membatasi pada aktivitas riset pengguna untuk kebutuhan produk berbasis web.

Output user research dan user-centered design

Seperti layaknya aktivitas pengambilan data dari sumber data primer pada riset umunya, user research melibatkan pengguna aplikasi sebagai informan/responden, dan kita sebagai peneliti. Dalam praktiknya, riset pengguna dilakukan oleh tim user experience (UX) researcher. Maka dari itu tidak heran jika user research sering masuk dalam kategori UX research.

Data yang diperoleh dari aktivitas riset akan dipaparkan kepada product designer dan user interface (UI) designer dan dipakai sebagai titik tumpu pengembangan lanjutan.

User research bertujuan untuk mengidentifikasi segala pertanyaan dan ‘ketidakpastian’ terkait kebutuhan pengguna, pola aktivitas pengguna, hingga pada menjawab asumsi kita sebagai pengembang produk. Terdapat tiga output fundamental dari proses user research, yaitu:

- Untuk mengetahui kebutuhan pengguna secara detail

Dengan berinteraksi langsung dengan user, serta memberikan instrumen penggalian data seperti kuisioner pertanyaan terbuka, kebutuhan produk seperti apa yang diinginkan user akan terjawab.

Dengan dibekali pedoman berupa detail user demography yang akan diteliti, proses penggalian data seharusnya dapat lebih ter-cluster dan terarah. Maka dari itu, pengelompokan kebutuhan user yang disilangkan dengan latar belakang demografis akan menjadi lebih detail.

- Sebagai fondasi analisa user behaviour dan usage pattern

Melakukan testing aplikasi kepada user secara langsung (baik tatap muka maupun daring) bertujuan untuk memahami pola interaksi user dengan produk yang sedang dikembangkan. Dengan menggunakan tool yang didesain khusus untuk UX research, peneliti akan mudah mengidentifikasi section mana yang menjadi fokus utama pengguna dengan citra heatmap yang ditampilkan.

Jika terdapat kesamaan pola heatmap antar responden, designer akan dimudahkan dalam peletakan call-to-action (CTA) button, web banner, atau komponen penting lain dalam sebuah laman.

Mengetahui pola juga dapat dilakukan dengan instalasi web analytics tool seperti Google Analytics untuk mengetahui detail user behaviour dengan menganalisa level tree-diagram yang tersedia.

UX research adalah, UI/UX adalah, gambar UX research
Gambar 1 Parameter UX research yang baik

- Untuk menerapkan user-centered design secara efisien

Para product expert selalu menekankan bahwa sebagai desainer, kita tidak sebaiknya memposisikan diri juga sebagai user (“you are not your user”). Maka dari itu, penting untuk menggali feedback terhadap desain yang dihasilkan untuk mewujudkan desain interaksi yang sesuai dengan keinginan mayoritas responden.

Dengan berbekal tiga data output fundamental diatas, kita sebagai seorang developer atau product designer akan mampu menghindari asumsi dan dapat bekerja secara lebih efektif — tepat dengan kebutuhan pengguna, baik secara desain maupun esensi fungsinya.

Metode dan pendekatan umum user research

Seperti pada proses pembuatan karya ilmiah, pendekatan yang dilakukan saat user research terbagi menjadi qualitative approach dan quantitative approach. Keduanya dapat secara saling-silang diakomodir sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan preferensi output data yang dihasilkan. Berikut adalah elaborasi dan metode generik yang sering digunakan dalam proses user research.

- Quantitative user research method:

Merupakan metode penelitian pengguna dengan output utama berupa angka, statistik, dan hasil-hasil numerikal dari proses penggalian data terhadap user.

Beberapa metode quantitative yang umum digunakan meliputi: (1) instalasi web analytics pada website untuk mengetahui detail demografi pengunjung, user behavior, dan lainnya; (2) survey dengan kuisioner pertanyaan tertutup; dan (3) A/B testing untuk mengkomparasi efektivitas dari 2 desain antar muka website.

Gambar 2 Defisini dasar A/B testing

- Qualitative user research method:

Adalah sebuah metode penggalian data dengan output berupa elaborasi deskriptif, seperti: detail kebutuhan pengguna, deskripsi masalah yang dihadapi oleh pengguna, feedback berupa opini dan saran, dan beberapa hal lainnya.

Data kualitatif dapat diperoleh dengan metode umum seperti: (1) interview; (2) focus group; dan (3) lab testing untuk penggalian data secara lebih intensif.

Tips manajemen user feedback

Feedback pengguna tentu menjadi hasil akhir atau output dari proses UX research. Selain metode formal yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, beberapa tips manajemen feedback berikut dapat menjadi nilai tambah untuk hasil akhir produk yang sempurna. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

- Lakukan usability testing

Usability testing merupakan metode untuk mendapatkan feedback dengan jalan user harus mengoperasikan aplikasi/website secara langsung. Hasil dari usability testing terbilang cukup cepat dan luwes karena kita sebagai penggali data akan langsung mengetahui bagian-bagian yang menghambat user untuk mengeksekusi langkah berikutnya.

Feedback yang bersifat ‘instan’ tersebut dapat dikombinasikan dengan output yang dihasilkan oleh metode lainnya untuk hasilkan user flow yang mudah dan interaktif.

gambar user research
Gambar 3 Ilustrasi user research

- Hitung dan analisa skor effort pengguna (Costumer Effort Score/CES)

CES merupakan salah satu metriks yang dapat mengukur level mudah-sulitnya penggunaan suatu produk digital. Pada umunya, skor CES memiliki rentang 1 sampai 5, dan skor tinggi menjadi indikator UX dapat dimengerti dengan baik.

- Gali feedback pengguna saat versi beta

Melakukan usability testing saat produk masih berbentuk beta tester atau bahkan prototipe juga dapat menjadi opsi. Dengan didapatkannya feedback saat proses ini, bukan tidak mungkin proses desain dan pengembangan tingkat lanjut akan lebih efisien dan matang.

- Analisa review pengguna saat aplikasi telah rilis

Mempelajari dan mengkategorisasi review dari pengguna akan memudahkan kita melakukan maintenance, atau menggulirkan versi terbaru dengan ragam fitur sesuai dengan kebutuhan mayoritas user.

- Implementasikan tool UX research yang tepat

Jika menghadirkan responden langsung menjadi kendala, ada banyak ragam tool yang dapat diakomodir untuk tetap dapat melakukan user research secara remote. Tool seperti Qualaroo, atau Hotjar yang dapat menghasilkan citra heatmap layaknya dapat diaplikasikan sebagai opsi selain melakukan on-site research. Para app reviewer internasional juga dapat dilibatkan dalam proses daring tersebut.

Kesimpulan

User research merupakan langkah fundamental dalam pengembangan produk digital. Dengan beragamnya kebutuhan pengguna, user research dapat menjadi kanal untuk melakukan klasterisasi dan akhirnya mampu menjawab kebutuhan pengguna lewat produk yang kita kembangkan. Memilih metode dan pendekatan yang tepat pada proses user research menjadi salah satu kunci efektivitas dalam prosesnya secara praktis.

--

--

No responses yet